Pemerintah Setop Sementara Impor Besi Bekas Dari China-AS

Dugaan Sumber Kontaminasi Cesium-137 pada Udang Ekspor

Pemerintah Indonesia tengah menghadapi isu serius setelah produk udang ekspor nasional terdeteksi terkontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137). Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan bahwa sumber kontaminasi tersebut diduga kuat berasal dari impor besi bekas (scrap metal) yang masuk ke industri dalam negeri. Impor bahan logam daur ulang ini, menurut Hanif, didominasi oleh negara-negara maju, di mana China dan Amerika Serikat (AS) disebut menjadi pemasok utama.

besi bekas

Penyelidikan Lanjutan terhadap Dua Sumber Potensial

Hanif Faisol menjelaskan lebih lanjut bahwa kontaminasi Cs-137 kemungkinan berasal dari residu industri peleburan logam atau limbah komersial. Namun, dia menegaskan bahwa sumber pastinya masih dalam penyelidikan mendalam oleh pihak kepolisian. “Ini belum jelas ya, masih didalami oleh Bareskrim, karena dua sumber tadi peluangnya sama antara importasi scrap besi baja maupun dari pelimbahan komersial cesium yang bocor di lapangan,” ujarnya. Penyelidikan ini penting untuk memastikan apakah masalah kontaminasi radioaktif ini murni karena impor atau ada kebocoran domestik.

Kebijakan Penghentian Sementara Impor Scrap Metal

Sebagai langkah antisipatif dan pengetatan keamanan, pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara impor besi bekas (scrap metal) ke Indonesia. Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa penghentian ini akan berlaku hingga seluruh pelaku usaha diwajibkan memasang sistem radiation portal monitoring di pelabuhan. Pemasangan teknologi deteksi ini bertujuan untuk menyaring dan mendeteksi zat berbahaya seperti Cs-137 sejak dini di pintu masuk. Langkah ini merupakan kebijakan tegas untuk menjaga kualitas produk ekspor dan keselamatan lingkungan.

Relokasi Warga dan Target Dekontaminasi Kurang dari Sebulan

 

Selain pengetatan impor, pemerintah juga fokus pada penanganan area yang telah terpapar Cs-137. Hanif memastikan bahwa warga yang tinggal di lokasi terdampak, khususnya di titik E dan F, segera disiapkan untuk direlokasi guna mempermudah proses pembersihan (dekontaminasi) secara aman. Proses dekontaminasi, yang difokuskan pada sisa residu peleburan besi dan baja, sudah mencapai lebih dari separuh tahapan dan ditargetkan selesai dalam waktu kurang dari satu bulan. Percepatan ini sangat krusial untuk memulihkan lingkungan.

Dukungan Logistik dan Sosial untuk Korban Terdampak

Terkait aspek sosial, Hanif menyebut Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah, telah mengalokasikan anggaran melalui APBD untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak. Dukungan yang disiapkan mencakup penyediaan tempat tinggal sementara. Bantuan logistik berupa sembako, hingga pemenuhan kebutuhan pribadi seperti penggantian pakaian warga yang terpapar. Bantuan ini penting untuk memastikan warga terdampak mendapatkan perlindungan dan kenyamanan selama proses dekontaminasi berlangsung.

kim lamarre

priscillaband.com

Dilema RI: Pakai LPG Tapi Impor, Pakai Gas LNG Hampir Defisit

Dilema RI, Anggota Komisi XII DPR RI, Eddy Soeparno menyebut Indonesia masih mengimpor Liquefied Propane and Butane alias LPG. Bahkan impor tersebut untuk kebutuhan LPG subsidi 3 kilogram. Permasalahan juga terjadi di bahan bakar gas atau liquefied natural gas (LNG), di mana Indonesia akan mengalami defisit dalam waktu dekat. Kondisi ini menjadi tantangan di tengah target Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Eddy memaparkan defisit gas terjadi karena para pelaku usaha mulai melakukan transisi energi.

Dilema RI

Dilema RI: Pakai LPG Tapi Impor, Pakai Gas LNG Hampir Defisit –  Permasalahan juga terjadi di bahan bakar gas atau liquefied natural gas (LNG), di mana Indonesia akan mengalami defisit dalam waktu dekat. Kondisi ini menjadi tantangan di tengah target Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Permasalahan juga terjadi di bahan bakar gas atau liquefied natural gas (LNG), di mana Indonesia akan mengalami defisit dalam waktu dekat. Kondisi ini menjadi tantangan di tengah target Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.

Dilema RI: Pakai LPG Tapi Impor, Pakai Gas LNG Hampir Defisit

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil energi di kawasan Asia Tenggara. Namun, ironi besar terjadi dalam sektor energi domestik: masyarakat Indonesia sangat bergantung pada Liquefied Petroleum Gas (LPG), padahal mayoritas pasokannya masih impor. Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi besar dalam Liquefied Natural Gas (LNG), tapi justru mengalami ancaman defisit. Fenomena ini menjadi dilema serius dalam tata kelola energi nasional.

Apa Itu LPG dan LNG?

Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami perbedaan antara LPG dan LNG:

  • LPG (Liquefied Petroleum Gas): campuran propana dan butana, biasanya digunakan untuk memasak di rumah tangga.

  • LNG (Liquefied Natural Gas): gas alam yang dicairkan, umumnya terdiri dari metana dan digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik atau industri besar.

Meski sama-sama berbentuk gas cair, sumber dan penggunaan keduanya berbeda. LPG biasanya merupakan produk sampingan dari kilang minyak atau gas alam, sedangkan LNG berasal langsung dari pengolahan gas alam.


Ketergantungan pada LPG Impor

Fakta Penting:

  • Sekitar 80% kebutuhan LPG Indonesia dipenuhi dari impor.

  • Konsumsi LPG terus meningkat setiap tahun, terutama dari sektor rumah tangga.

  • Impor LPG menyebabkan tekanan besar pada neraca perdagangan migas.

Menurut data Kementerian ESDM, konsumsi LPG nasional mencapai sekitar 8 juta metrik ton per tahun, dan sekitar 6,4 juta ton di antaranya berasal dari impor. Hal ini menempatkan Indonesia pada posisi rawan karena bergantung pada fluktuasi harga global dan nilai tukar rupiah.

Mengapa LPG Diimpor?

Indonesia memang memiliki kilang LPG domestik, namun kapasitas produksinya hanya mampu memenuhi sebagian kecil kebutuhan. Sementara itu, program konversi minyak tanah ke LPG sejak 2007 mendorong lonjakan permintaan yang belum seimbang dengan pasokan domestik.


Potensi LNG yang Belum Dioptimalkan

Di sisi lain, Indonesia adalah produsen LNG terbesar ketujuh di dunia, dengan beberapa kilang utama seperti:

  • Kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur

  • Tangguh LNG, Papua Barat

  • Donggi-Senoro, Sulawesi Tengah

Namun, sebagian besar LNG justru diekspor ke luar negeri, terutama ke Jepang, Korea Selatan, dan China. Ironisnya, beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Pulau Jawa dan Sumatera, mulai mengalami defisit gas bumi, yang berarti permintaan melebihi pasokan domestik.

Data Menarik:

  • Produksi LNG Indonesia tahun 2023: sekitar 200 kargo.

  • Lebih dari 60% LNG diekspor.

  • Wilayah-wilayah seperti Jawa bagian barat mengalami kekurangan gas untuk industri.


Mengapa LNG Tidak Digeser Menjadi Solusi LPG?

Logikanya, jika Indonesia memiliki cadangan gas bumi yang besar, mengapa tidak dikembangkan sebagai substitusi LPG?

Teknologi dan Infrastruktur

LNG membutuhkan infrastruktur besar seperti terminal regasifikasi, jaringan pipa, serta konversi peralatan rumah tangga. Sementara LPG cukup praktis dengan tabung dan distribusi darat.

Biaya Investasi

Peralihan dari LPG ke LNG memerlukan investasi miliaran dolar, baik dari sisi hulu (produksi), midstream (transportasi), hingga hilir (penggunaan). Hal ini membuat pemerintah dan pelaku industri harus sangat hati-hati.

Kebiasaan Konsumen

Masyarakat sudah sangat akrab dengan LPG dalam bentuk tabung 3 kg dan 12 kg. Mengubah pola konsumsi memerlukan edukasi, kesiapan alat, dan transisi yang tidak mudah.


Solusi Potensial untuk Keluar dari Dilema Energi

Diversifikasi Energi Rumah Tangga

Pemerintah perlu mendorong diversifikasi penggunaan energi dengan mengembangkan sumber alternatif seperti biogas, kompor listrik (induksi), dan DME (Dimethyl Ether) sebagai pengganti LPG.

Pengembangan Infrastruktur LNG Domestik

Memperbanyak terminal LNG mini dan jaringan pipa gas antarpulau dapat memperluas akses gas alam domestik, terutama untuk sektor industri dan pembangkit listrik.

Optimalisasi Gas Domestik

Alih-alih mengekspor LNG berlebih, pemerintah bisa mengalokasikan sebagian untuk kebutuhan dalam negeri. Skema Domestic Market Obligation (DMO) untuk gas perlu diperkuat, seperti halnya DMO untuk batu bara.

Efisiensi Penggunaan LPG

Mengurangi kebocoran distribusi LPG subsidi dan meningkatkan efisiensi penggunaan di sektor rumah tangga dapat menekan konsumsi nasional.


Apa Dampaknya Jika Dilema Ini Tidak Diatasi?

  1. Beban Anggaran Negara: Subsidi LPG terus membengkak dan menggerus APBN. Pada 2023, subsidi energi mencapai lebih dari Rp 300 triliun, sebagian besar untuk LPG 3 kg.

  2. Krisis Energi Domestik: Industri dalam negeri akan terganggu jika pasokan LNG semakin menipis akibat defisit gas.

  3. Ketergantungan Impor: Ketergantungan jangka panjang terhadap impor energi membuat Indonesia rentan terhadap krisis global.


Studi Kasus: Korea Selatan dan Jepang

Negara seperti Jepang dan Korea Selatan tidak memiliki sumber energi fosil besar, namun berhasil mengembangkan sistem energi berbasis LNG secara efisien. Mereka membangun terminal LNG modern, jaringan distribusi gas nasional, dan infrastruktur rumah tangga yang berbasis gas.

Indonesia memiliki sumber gas yang jauh lebih besar, tetapi belum mengintegrasikan sistem energi seefektif negara-negara tersebut. Ini menunjukkan bahwa masalahnya bukan hanya soal sumber daya, tapi juga kebijakan dan implementasi.


Kesimpulan

Dilema antara penggunaan LPG impor dan ancaman defisit LNG adalah alarm keras bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan. Ketahanan energi bukan hanya soal memiliki sumber daya, tapi bagaimana mengelola, mendistribusikan, dan menggunakannya secara bijak dan efisien.

https://autopilotmagazine.com/

https://comptonhistory.com/

Bos Pengusaha Ungkap Mal “Harus” Batasi Jumlah Restoran, Ada Apa?

Batasi Jumlah Restoran, Dalam beberapa tahun terakhir usaha makanan dan minuman atau food and beverage (FnB) – seperti restoran menjadi tulang punggung bagi pusat perbelanjaan atau mal. Meski demikian Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengungkapkan, manajemen mal tidak bisa banyak menarik restoran demi keseimbangan mal. Manajemen pusat perbelanjaan perlu pintar dalam mengatur tenant yang masuk dan keluar untuk menjaga traffic tetap sehat. Beberapa tenant yang tidak melanjutkan kontrak bisa digantikan tenant baru yang memiliki prospek dalam menarik pengunjung.

Batasi Jumlah Restoran

Bos Pengusaha Ungkap Mal “Harus” Batasi Jumlah Restoran, Ada Apa? – Kontribusi mal yang baru buka juga menarik lebih banyak pengunjung untuk datang, biasanya mal ini lebih baru dalam menghadirkan konsep, Kontribusi mal yang baru buka juga menarik lebih banyak pengunjung untuk datang, biasanya mal ini lebih baru dalam menghadirkan konsep.

Bos Pengusaha Ungkap Mal “Harus” Batasi Jumlah Restoran, Ada Apa?

Pusat perbelanjaan atau mal kini tidak lagi sekadar tempat belanja. Restoran, kafe, dan gerai makanan telah menjadi magnet utama bagi pengunjung. Tak heran jika sektor F&B (Food and Beverage) sering disebut sebagai tulang punggung pusat perbelanjaan modern.

Namun, pernyataan terbaru dari Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengejutkan banyak pihak. Ia menyebut bahwa manajemen mal harus membatasi jumlah restoran yang ada di dalamnya. Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa harus dibatasi jika restoran justru menarik pengunjung?

Artikel ini akan membahas latar belakang, alasan strategis di balik pembatasan jumlah restoran di mal, serta dampaknya terhadap industri ritel dan F&B secara keseluruhan.


Fakta: Restoran Adalah Daya Tarik Utama Mal Saat Ini

Beberapa tahun terakhir, tren konsumen menunjukkan bahwa pengalaman kuliner menjadi salah satu alasan utama masyarakat mengunjungi mal. Hal ini terlihat dari:

  • Lonjakan kunjungan ke tenant F&B, terutama setelah pandemi mereda.
  • Riset Jones Lang LaSalle (JLL) menunjukkan bahwa sektor F&B menyumbang 30–40% terhadap total traffic pengunjung mal.
  • Rata-rata durasi kunjungan meningkat karena pengunjung tidak hanya berbelanja, tetapi juga bersantap dan bersosialisasi.

Dengan kontribusi sebesar itu, tak heran banyak pengembang mal berlomba menarik sebanyak mungkin tenant F&B. Tapi di balik daya tarik tersebut, ada kekhawatiran tersembunyi.


APPBI: Terlalu Banyak Restoran Bisa Mengancam Keseimbangan Mal

Dalam pernyataannya, Alphonzus Widjaja menekankan pentingnya keseimbangan tenant mix dalam sebuah pusat perbelanjaan. Ia menyebut bahwa meskipun sektor F&B memang mengundang traffic tinggi, terlalu banyak restoran bisa berdampak buruk bagi keseluruhan ekosistem bisnis mal.

“Keseimbangan tenant sangat penting. Kalau terlalu banyak restoran, mal akan kehilangan karakter fungsionalnya sebagai pusat ritel dan gaya hidup,” ujar Alphonzus.

Berikut beberapa alasan di balik kebijakan pembatasan jumlah restoran di mal:

Overlapping dan Persaingan Tak Sehat

Terlalu banyak restoran bisa menyebabkan kanibalisasi antar tenant. Ketika jumlah pengunjung tidak meningkat sebanding dengan jumlah restoran, setiap tenant berpotensi merugi.

Mengurangi Ragam Produk Ritel

Jika sebagian besar ruang diisi oleh F&B, sektor lain seperti fashion, elektronik, buku, dan kecantikan kehilangan tempat. Padahal keragaman tenant inilah yang menjadikan mal menarik.

Masalah Operasional

Restoran membutuhkan fasilitas khusus: sistem ventilasi, pembuangan limbah, dan pasokan air yang lebih besar. Jika jumlahnya terlalu banyak, bisa membebani infrastruktur mal.

Keseimbangan Arus Pengunjung

Restoran biasanya ramai saat jam makan (lunch dan dinner). Di luar waktu tersebut, area F&B bisa terlihat sepi, menciptakan kesan mal “mati suri”. Ini berbeda dengan tenant ritel yang umumnya aktif sepanjang hari.


Studi Kasus: Apa yang Terjadi Jika Jumlah Restoran Tidak Dibatasi?

Beberapa pusat perbelanjaan di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan sempat mencoba strategi agresif dengan mendominasi tenant F&B. Awalnya strategi ini berhasil menarik perhatian, namun setelah beberapa waktu muncul tantangan seperti:

  • Kenaikan tingkat turnover tenant: banyak restoran tidak bertahan lama karena margin kecil dan persaingan ketat.

  • Turunnya loyalitas pengunjung karena tidak adanya pengalaman belanja yang beragam.

  • Kelelahan merek: pengunjung merasa semua mal menawarkan konsep yang sama—restoran dan kafe yang itu-itu saja.


Strategi Ideal: Komposisi Tenant yang Seimbang

APPBI dan para pengembang menyarankan adanya komposisi ideal untuk tenant mix, yaitu:

  • F&B: 30–35%
  • Fashion dan lifestyle: 25–30%
  • Entertainment dan rekreasi: 15–20%
  • Services dan kebutuhan sehari-hari: 10–15%
  • Others (co-working, health, dll): 5–10%

Komposisi seperti ini akan menciptakan simbiosis antar tenant, di mana pengunjung datang untuk berbagai alasan, bukan hanya untuk makan.


Bagaimana Dampaknya bagi Pelaku Usaha Restoran?

1. Persaingan Lokasi Akan Semakin Ketat

Tenant F&B harus berlomba menawarkan konsep yang unik, bukan sekadar “ikut-ikutan”. Inovasi dan branding akan menjadi kunci utama.

2. Sewa Lebih Selektif

Dengan jumlah slot F&B yang dibatasi, pengelola mal akan lebih selektif memilih tenant. Restoran yang punya rekam jejak baik, brand kuat, dan konsep menarik akan lebih mudah masuk.

3. Munculnya Konsep Pop-Up atau Semi Permanen

Untuk tetap relevan, mal bisa membuka ruang bagi konsep F&B temporer seperti pop-up stall atau seasonal food fair agar tetap ada dinamika dan variasi.


Tantangan Bagi Pengelola Mal

Menjaga Keseimbangan di Tengah Tekanan Pasar

Meski sadar akan pentingnya keseimbangan tenant, pengelola mal juga menghadapi tekanan dari:

  • Pemilik brand F&B besar yang menawarkan deal menggiurkan.

  • Kebutuhan jangka pendek untuk meningkatkan traffic.

  • Perubahan perilaku konsumen yang semakin bergeser ke arah leisure dan experience-based spending.

Karena itu, pengelolaan tenant mal kini memerlukan strategi yang lebih dinamis dan berbasis data.


Kesimpulan: Pembatasan Jumlah Restoran di Mal Bukan Pembatasan Kreativitas

Meskipun terlihat kontradiktif, pembatasan jumlah restoran di mal bukan berarti menghambat pertumbuhan sektor kuliner. Sebaliknya, ini adalah langkah strategis untuk:

  • Menjaga ekosistem bisnis yang sehat.

  • Menghindari persaingan tidak sehat antar tenant.

  • Menawarkan pengalaman belanja dan hiburan yang beragam bagi pengunjung.

Dengan pendekatan seimbang dan kolaboratif antara pengelola mal dan pelaku usaha F&B, pusat perbelanjaan bisa tetap relevan, hidup, dan menguntungkan bagi semua pihak.

https://maintenduedelhi.org/

https://kingsizetaylor.com/

Tags:

RI Disorot Dunia Soal Sampah Plastik, Trenggono Ungkap Hal Tak Terduga

Soal Sampah Plastik, Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono menyebut persoalan sampah plastik di laut – Indonesia tak sepenuhnya berasal dari dalam negeri. Menurutnya, sebagian besar sampah plastik yang ditemukan di perairan Indonesia merupakan kiriman dari negara lain. Pernyataan itu disampaikan Trenggono dalam Rapat Kerja Teknis Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut yang digelar di Jakarta, Selasa (15/7/2025). Dalam kesempatan itu, ia menanggapi sorotan dunia terhadap Indonesia yang kerap disebut sebagai penyumbang sampah plastik laut terbesar kedua di dunia.

Soal Sampah Plastik

RI Disorot Dunia Soal Sampah Plastik, Trenggono Ungkap Hal Tak Terduga – Namun menurutnya, hasil kajian bersama sejumlah universitas di Australia Barat menunjukkan fakta lain. Ia menyebutkan, banyak sampah plastik yang sampai ke laut Indonesia ternyata berasal dari wilayah negara lain.

RI Disorot Dunia Soal Sampah Plastik, Trenggono Ungkap Hal Tak Terduga

Indonesia kembali menjadi sorotan global terkait masalah sampah plastik. Menurut studi University of Leeds (2024), RI menempati posisi ketiga penyumbang polusi plastik dunia—menghasilkan 3,4 juta ton sampah plastik tiap tahun KOMPAS.com+14merdeka.com+14Tempo+14. Di tengah sorotan ini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, membeberkan sejumlah fakta yang selama ini kurang terekspos publik.


Sorotan Internasional: Apa Penyebabnya?

Volume sampah plastik raksasa


Data BRIN dan Jambeck (2015) menempatkan Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik terbesarl kedua dunia, hanya kalah dari China . Stagnasi infrastruktur daur ulang, anggaran tak stabil, dan tingginya konsumsi plastik sekali pakai menjadi penyebab utama.

Aliran plastik hingga Afrika


Riset Oxford University menunjukkan aliran sampah plastik Indonesia bisa sampai Seychelles dan Afrika dalam 6–12 bulan saja . Ini menegaskan bahwa persoalan plastik bukan hanya lokal, melainkan global.

Ekspor limbah terselubung

.
IPEN dan Zero Waste Australia mengungkap praktik ekspor limbah berupa RDF (refuse-derived fuel) dari Australia ke Indonesia dan negara ASEAN lainnya—yang menyebabkan ancaman polusi dan pelanggaran Konvensi Basel .


Pernyataan Tak Terduga dari Menteri Trenggono

Trenggono memberi penekanan pada perspektif tak terduga: dampak pendekatan ekonomi biru dan blueprint sampah laut Indonesia.

  • Laut bukan keranjang sampah
    Sejak 2022, ia tegas mengingatkan bahwa laut bukan tempat limbah. Semua jenis sampah harus dikelola sesuai prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Target pengurangan sampah laut sebesar 70% ditetapkan hingga 2025 .

  • Program Bulan Cinta Laut (BCL)
    Trenggono terus mendorong program Gernas BCL yang dimulai 2022 untuk meningkatkan kepedulian kolektif mengenai sampah laut . Pada 2023, BCL melibatkan 1.350 nelayan dan berhasil mengumpulkan 171,78 ton sampah laut—jumlah keseluruhannya mencapai 820 ton .

  • Fakta tak terduga: nelayan jadi pengumpul utama
    Dalam kesempatan Hari Pahlawan 2023, Trenggono mengungkap bahwa nelayan tidak hanya mencari ikan, tetapi juga secara rutin mengumpulkan sampah laut. Mereka bahkan mendapatkan penghargaan dan insentif, mulai jaring hingga mesin kapal .

  • Kontribusi lokal–global
    Trenggono menunjukkan bahwa posisi geografis Indonesia (dekat Samudera Pasifik) meletakkan negara ini di “zona akumulasi sampah plastik laut terbesar” di dunia. Hal tersebut, menurutnya, menjadikan aksi NSP (negara, swasta, publik) sangat penting .


Dampak Nyata dari Program Trenggono

Aspek Dampak
Ekologis Terbentuk kesadaran laut bersih, peningkatan kualitas ekosistem laut dan pesisir.
Sosial Masyarakat dan nelayan menjadi agen perubahan; aktivisme sampah berkembang.
Ekonomi Insentif bagi nelayan, penggerak bisnis daur ulang lokal, peluang ekonomi biru.

Contohnya, nelayan di Ternate mengumpulkan sampah setiap Jumat, dijual seharga Rp 1.000/kg, dan kini bertujuan mengolahnya menjadi kerajinan seperti tempat tisu atau lampion KKP+1merdeka.com+1KKP.


Tantangan yang Masih Menghalangi

Di balik capaian tersebut, masih banyak pekerjaan rumah:

  1. Infrastruktur daur ulang minim
    Hanya <10% sampah plastik diolah kembali; selebihnya bocor ke lingkungan atau dibakar sembarangan—yang menyebabkan tumpukan mikroplastik hingga masuk tubuh manusia .

  2. Ketergantungan pada plastik sekali pakai

    “Lebih dari 60% plastik … adalah plastik sekali pakai” .

  3. Anggaran dan regulasi tak konsisten
    Program di daerah sering terhenti akibat pergantian kepemimpinan atau ketiadaan dana tetap .

  4. Impor sampah terselubung
    Masih adanya praktik impor limbah dari negara maju yang dikirim sebagai bahan bakar potensial menjadi ancaman nyata bagi kesehatan dan lingkungan .


Strategi yang Ditempuh Pemerintah

  • Memperkuat regulasi impor limbah: memastikan impor hanya untuk keperluan bahan baku, dengan traceable chain of custody .
  • Mendorong kolaborasi multi-pihak: Pemda, nelayan, LSM, sektor swasta, serta komunitas lokal secara aktif dilibatkan lewat program 3R dan Gernas BCL.
  • Edukasi dan kampanye publik: mengubah kebiasaan lewat kesadaran bahwa laut adalah “halaman depan” yang harus dijaga .
  • Insentif ekonomi biru: nelayan/pengumpul plastik mendapatkan penghargaan dan sarana produksi—seperti jaring, mesin kapal—untuk memperkuat modal sosial dan ekonomi.

Rekomendasi Aksi Cepat & Berkelanjutan

  • Skalakan industri daur ulang – Dorong investasi industri daur ulang profesional dan hilirisasi produk.
  • Program edukasi nasional – Integrasi materi 3R di sekolah sejak dini agar budaya sadar lingkungan melekat.
  • Larangan plastik sekali pakai – Terapkan regulasi tegas seperti zona bebas plastik di kota-kota besar.
  • Pengawasan impor limbah – Audit rutin ekspor–impor plastik dengan koordinasi Bea Cukai dan KLHK.
  • Ekonomi biru inklusif – Tambahkan jalur pasar bagi produk turunan plastik daur ulang (lampion, komposit) agar nelayan dan UMKM makin termotivasi.

Penutup

Indonesia kini dihadapkan pada tantangan besar: menjadi negara penghasil dan penyumbang polusi plastik tertinggi. Namun, di tengah sorotan dunia, Menteri Trenggono memperlihatkan arah baru dalam penanganan sampah plastik: melalui ekonomi biru, kolaborasi berbasis laut, dan pelibatan langsung nelayan sebagai “pembersih!”.

https://maintenduedelhi.org/

https://takingnotespodcast.com/

Tags:

Harus Tetap Disaluarkan , Ini Alasan Konkret BLT Pemerintah Buat Rakyat

ngsung tunaiHarus Tetap Disaluarkan, Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, – Arief Anshory Yusuf, mengungkapkan alasan mendasar program bantuan langsung tunai (BLT) tak boleh dihilangkan pemerintah. Arief berpendapat, program BLT yang menjadi bagian dari program bantuan sosial atau bansos bukan dalam rangka memanjakan masyarakat tak mampu, karena dalam kehidupan sosial akan selalu ada masyarakat yang tidak beruntung, atau tak memiliki akses modal sejak awal fase kehidupannya.

Harus Tetap Disaluarkan

Ini Alasan Konkret BLT Harus Tetap Disaluarkan Pemerintah Buat RakyatArief mengatakan, ada banyak riset yang telah menunjukkan bahwa kemiskinan mayoritas bukan disebabkan seseorang malas bekerja, melainkan murni sebatas ketidakberuntungannya. Sebaliknya, orang yang kaya atau mampu mendapat akses modal sejak tahapan awal kehidupannya juga disebabkan keberuntungannya semata. Meski begitu, Arief mengakui, penyaluran BLT atau bansos harus diarahkan sesuai dengan data yang kongkrit. “Kalau misalkan ekonomi sudah pada tahap full employment-nya, sudah pada tahap ekonomi itu sudah bukan resesi lagi, itu biasanya Keynesian itu luruh dengan sendirinya,” ujarnya.

Ini Alasan Konkret BLT Harus Tetap Disaluarkan Pemerintah Buat Rakyat

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Harus Tetap Disaluarkan, telah menjadi salah satu instrumen penting dalam kebijakan sosial dan ekonomi di Indonesia. Meski kerap menimbulkan perdebatan, banyak pakar menilai bahwa keberadaan BLT tidak hanya layak dipertahankan, tetapi juga harus terus diperkuat.

Salah satu suara penting yang mendukung kelanjutan BLT datang dari Arief Anshory Yusuf, seorang ekonom dan akademisi ternama dari Universitas Padjadjaran. Dalam pernyataannya, Arief menegaskan bahwa BLT bukanlah bentuk memanjakan rakyat miskin, melainkan upaya negara untuk memenuhi tanggung jawab sosial terhadap kelompok yang tidak memiliki akses modal sejak awal kehidupannya.


Mengapa BLT Penting? Berikut Alasan Konkret yang Disampaikan Arief Anshory Yusuf:

Ketimpangan Sosial Itu Nyata dan Sistemik

Arief Anshory Yusuf menegaskan bahwa ketidakberuntungan dalam kehidupan bukanlah pilihan. Sebagian besar masyarakat miskin lahir dalam kondisi tanpa akses terhadap pendidikan yang layak, layanan kesehatan yang memadai, atau kesempatan ekonomi yang adil. Ketimpangan ini bersifat struktural dan tidak bisa diatasi hanya dengan menyerukan “kerja keras”.

Data mendukung pernyataan ini:

  • Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024 terdapat 25,8 juta penduduk miskin di Indonesia.

  • Sebagian besar dari mereka hidup di daerah terpencil dengan akses terbatas terhadap infrastruktur dan layanan dasar.

BLT hadir sebagai jaring pengaman sosial yang dibutuhkan untuk menjembatani ketimpangan tersebut.


Bantuan la Meningkatkan Daya Beli dan Menggerakkan Ekonomi Lokal

BLT bukan sekadar bentuk belas kasihan, tapi juga alat ekonomi yang strategis. Uang tunai yang diterima masyarakat miskin akan dibelanjakan untuk kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan pendidikan anak.

Menurut Arief:

“Uang BLT langsung masuk ke konsumsi rumah tangga. Ini mendorong permintaan domestik dan secara tidak langsung menghidupkan ekonomi lokal.”

Contoh dampak nyata:

  • Studi dari Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) menunjukkan bahwa program BLT Harus Tetap Disaluarkan saat pandemi COVID-19 berkontribusi menjaga konsumsi masyarakat sebesar 4–6% dari potensi kontraksi ekonomi.
  • Pedagang kecil di pasar tradisional mengaku mengalami kenaikan omzet setelah masyarakat menerima bantuan tunai.

BLT memperkuat ketahanan ekonomi dari akar rumput, bukan sekadar memberikan “uang gratis”.


BLT Lebih Efektif dan Efisien Dibandingkan Bantuan Barang

Arief juga menyatakan bahwa BLT adalah bentuk bansos yang lebih tepat sasaran dan transparan dibandingkan bantuan dalam bentuk barang. Mengapa?

  • Bantuan barang kerap menghadapi masalah kualitas rendah, keterlambatan distribusi, dan korupsi.

  • BLT bisa disalurkan langsung ke rekening penerima melalui sistem perbankan dan digitalisasi, meminimalisasi risiko penyimpangan.

Dukungan data:

  • Survei SMERU Research Institute menemukan bahwa tingkat kepuasan terhadap BLT lebih tinggi (70%) dibandingkan program bantuan bahan pokok (47%).

  • BLT juga memberi kebebasan kepada penerima untuk mengalokasikan dana sesuai kebutuhan mendesak mereka, seperti biaya pendidikan atau pengobatan.

BLT adalah bentuk penghormatan terhadap martabat dan kemampuan masyarakat miskin dalam mengelola keuangan mereka.


Jaminan Sosial Adalah Tanggung Jawab Negara

Arief mengingatkan bahwa tidak semua orang memulai hidup dari titik yang sama. Dalam sistem sosial yang ideal, negara harus hadir untuk memberi kesempatan yang lebih adil bagi semua warganya.

“Ada orang yang tidak pernah punya akses modal sejak kecil. Kalau tidak dibantu, mereka tidak akan bisa keluar dari siklus kemiskinan,” ujarnya.

Prinsip ini sesuai dengan konstitusi Indonesia:

  • Pasal 34 UUD 1945 menyatakan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.”

  • Negara berkewajiban menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk melalui program bantuan tunai.

BLT adalah bentuk nyata hadirnya negara dalam memenuhi amanat konstitusi.


BLT Mendorong Mobilitas Sosial dan Pendidikan Anak

Salah satu keuntungan jangka panjang BLT adalah dampaknya terhadap mobilitas sosial antar-generasi. Dengan bantuan keuangan, keluarga miskin bisa membiayai pendidikan anak-anak mereka, yang kelak dapat memperbaiki kondisi ekonomi keluarga.

Contoh nyata:

  • Program BLT Pendidikan atau Program Indonesia Pintar (PIP) membantu jutaan siswa dari keluarga kurang mampu agar tetap bersekolah.

  • Data Kemendikbud menunjukkan, angka partisipasi sekolah meningkat di kelompok usia 7–15 tahun sejak program bantuan pendidikan digulirkan.

BLT bukan hanya meringankan beban hari ini, tapi juga investasi masa depan.


Tantangan dan Catatan Penting: BLT Perlu Diperbaiki, Bukan Dihapus

Meskipun banyak manfaatnya, Arief Anshory Yusuf mengakui bahwa evaluasi tetap dibutuhkan. Beberapa tantangan yang harus diperbaiki antara lain:

  • Validitas data penerima masih menjadi masalah. Banyak masyarakat miskin belum terdata atau justru tidak menerima BLT.

  • Frekuensi dan nominal bantuan perlu disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan inflasi.

  • Pengawasan penyaluran harus diperkuat agar tidak terjadi penyimpangan atau tumpang tindih bantuan.

Solusi: Pemerintah perlu memperbaiki sistem data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dan menggunakan teknologi digital untuk menyalurkan bantuan secara tepat dan cepat.


Kesimpulan: BLT Adalah Kebutuhan Sosial, Bukan Kemewahan

Pernyataan Arief Anshory Yusuf mempertegas bahwa BLT bukanlah alat pemanja, melainkan kebijakan yang adil, manusiawi, dan produktif. Di tengah ketimpangan dan ketidaksetaraan yang masih tinggi di Indonesia, negara wajib hadir untuk memastikan bahwa setiap warga, terutama yang paling rentan, memiliki peluang hidup yang layak.

https://crazyforliberty.com/

https://spvimalfoodstuff.com/

Tags:

RI Bakal Bangun Pembangkit Baru: Nuklir-Arus Laut!

Bangun Pembangkit Baru,  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Indonesia akan memasifkan – tambahan kapasitas listrik dari energi baru terbarukan (EBT) hingga tahun 2034, termasuk dari sumber energi baru seperti nuklir hingga arus laut. Hal itu sudah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Sedangkan potensi arus laut yang juga bisa dijadikan tambahan kapasitas EBT dalam negeri diperhitungkan mencapai 40 MW. Khusus arus laut masih memerlukan studi lebih lanjut. Hal itu juga menjadi jawaban dari kecilnya rencana pemanfaatan arus laut sebagai sumber energi di dalam negeri.

Bangun Pembangkit Baru

RI Bakal Bangun Pembangkit Baru: Nuklir-Arus Laut! – Potensi yang diperhitungkan tersedia di wilayah Indonesia Timur tersebut, Eniya menargetkan akan mulai beroperasi sekitar tahun 2030 mendatang yang mana saat ini masih dilakukan proses studi pemanfaatan arus laut. Asal tahu saja, dalam RUPTL 2025-2034 tercatat rencana total penambahan kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 69,5 GW sampai 2034, sebesar 42,6 GW atau 61% akan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT, dan 10,3 GW atau 15% dari sistem penyimpanan (storage).

RI Bakal Bangun Pembangkit Baru: Nuklir-Arus Laut!

Ringkasan

Pemerintah Indonesia tengah merumuskan dua inovasi besar di sektor kelistrikan: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), termasuk desain terapung berbasis SMR, serta Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) dengan kapasitas puluhan megawatt. Langkah ini didorong oleh kebutuhan transisi energi, menjaga ketahanan energi, dan target emisi net-zero.


Latar Belakang Energi di Indonesia

  • 90 GW kapasitas listrik nasional, lebih dari separuh masih bersumber dari batu bara, dan hanya 15 % dari energi terbarukan saat ini .
  • Target bauran energi EBT (Energi Baru & Terbarukan) minimal 23 % pada 2025, namun realisasinya masih sekitar 12 % hingga 2022 .
  • Negara juga memiliki potensi energi laut hingga 160 GW secara teoretis, misalnya di Selat Lombok & Alas .

 Rencana Pembangunan PLTN

Kapasitas dan Teknologi

  • DIRI menargetkan kapasitas nuklir ~4–4,3 GW via SMR & reaktor modular kecil berteknologi modern .
  • RUPTL 2025–2034 menyertakan rencana PLTN hingga 500 MW.
  • Fokus utama: SMR & reaktor terapung (floating) yang bisa dipasang di pesisir atau pulau kecil .

Lokasi Potensial

  • 29 lokasi potensial tersebar dari Sumatera hingga Papua, seperti Bangka Belitung, Kalbar, Sulawesi, dan Pulau Gelasa .

  • Pulau Gelasa didorong sebagai pilot proyek reaktor molten salt ThorCon .

Tahapan & Mitigasi Risiko

  • Feasibility study sudah berlangsung, termasuk kerja sama dengan Rusia, Amerika, dan Jepang .

  • Regulasi diperkuat: revisi UU No. 10/1997 dan pembentukan badan NEPIO & task force keamanan .

  • Studi keselamatan melibatkan UGM, konsultan EAI, termasuk aspek gempa, tsunami, dan vulkanisme .

Tantangan & Isu Lingkungan

  • Kekhawatiran publik tinggi karena risiko gempa, tsunami, dan limbah radioaktif .

  • Aktivis Walhi dan masyarakat lokal mempertanyakan pilihan ini sementara energi terbarukan lain masih underutilized .

  • Ada tantangan biaya tinggi. Studi sebelumnya membuktikan PLTN SMR bisa memakan biaya triliunan rupiah .


 Inisiatif Pembangkit Arus Laut (PLTAL)

Proyek Pertama

  • PLTAL dengan total kapasitas 40 MW, akan dibangun di NTT (20 MW) dan NTB (20 MW), dengan investasi US$220 juta (≈ Rp3,58 triliun) .

  • Target mulai beroperasi pada 2028, tahap awal RUPTL 2025–2034 .

 Kolaborasi Global

  • Melibatkan konsorsium internasional: SBS Indonesia dan NOVA Innovation (AS–UK), Tidal Bridge (Belanda), bekerja sama dengan Pertamina Power Indonesia .

Potensi & Hambatan

  • Ketersediaan garis pantai >54.000 km, dan potensi arus laut besar.

  • Namun lokasi yang masih rural menyebabkan biaya logistik dan koneksi ke grid menjadi faktor kritis .


Alasan Strategis & Manfaat

Manfaat Utama Penjelasan
Diversifikasi Energi Mengurangi dominasi batubara, mendukung transisi ke energi bersih.
Ketahanan & Keandalan Nuklir menyediakan listrik 24/7 tanpa fluktuasi; arus laut cocok untuk daerah pesisir.
Emisi Rendah Kedua teknologi ini minim atau nol emisi karbon.
Pengembangan Daerah Proyek SMR dan PLTAL di daerah Timur & pesisir mendukung pembangunan ekonomi di wilayah terluar.

 Tantangan Infrastruktur & Finansial

  • PLTN: biaya pembangunan besar, dibarengi resistensi publik & tantangan keselamatan di zona rawan bencana.

  • PLTAL: butuh infrastruktur pelabuhan, grid, dan pemeliharaan di laut yang kompleks.

  • Konektivitas, regulasi, serta pengawasan limbah dan keamanan masih harus difinalkan sebelum investasi jalan.


 Studi Kasus Global

  • Floating SMR seperti Rusia Akademik Lomonosov (30 MW) sudah beroperasi sejak 2020 .

  • PLTAL terbesar saat ini: Sihwa Lake di Korea Selatan—254 MW, sebagai contoh teknologi tidal barrages .


Kesimpulan

Indonesia berdiri di persimpangan energi: memanfaatkan kekayaan laut dan teknologi nuklir untuk mengurangi ketergantungan batubara serta mencapai emisi nol karbon.
Dua proyek besar—SMR/PLTN terapung dan PLTAL—menawarkan janji kuat, tapi tetap butuh mitigasi risiko, pembiayaan memadai, dan dukungan publik.

https://seancorcoranart.com/

https://completegamexperience.com/

Tags:

E-Commerce China Ditendang dari RI, Dituduh Tipu Konsumen di Prancis

E-Commerce China Ditendang,  Setelah sebelumnya ditolak masuk ke Indonesia, kini Shein peritel fesyen cepat asal China, – terbukti melakukan praktik penipuan terhadap konsumen dan didenda oleh otoritas Prancis. Badan antimonopoli Prancis menjatuhkan denda sebesar 40 juta euro (sekitar Rp 767 miliar) Shein atas dugaan praktik bisnis menyesatkan, termasuk pemberian diskon palsu. Putusan ini diumumkan pada Kamis (4/7/2025), setelah penyelidikan yang berlangsung hampir satu tahun. 

E-Commerce China Ditendang dari RI, Dituduh Tipu Konsumen di Prancis– Shein dan Temu menjual barang langsung dari produsen di China ke konsumen akhir, tanpa ada perantara. Hal ini membuat harga jualnya sangat murah dan tidak membuka ruang kompetisi yang sehat dengan produsen lokal. Di negara lain, Temu dan Shein mendulang popularitas karena barang yang ditawarkan jauh di bawah harga pasar. Kendati demikian, eksistensi Temu dan Shein terancam tumbang gara-gara kebijakan tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump.

E-Commerce China Ditendang dari RI, Dituduh Tipu Konsumen di Prancis

Industri e-commerce global kembali diguncang dengan kabar mengejutkan: beberapa platform e-commerce asal China terancam dilarang beroperasi di Indonesia. Selain itu, mereka juga tengah menghadapi tuduhan serius di Prancis terkait praktik penipuan terhadap konsumen. Kasus ini menjadi sorotan internasional, sekaligus membuka diskusi luas tentang keamanan konsumen dan regulasi perdagangan digital lintas negara.

Latar Belakang: E-Commerce China Kuasai Pasar Global

Dalam beberapa tahun terakhir, platform e-commerce asal China seperti Shein, Temu, dan AliExpress berhasil menembus berbagai pasar global, termasuk Indonesia. Dikenal menawarkan harga super murah, variasi produk yang melimpah, serta strategi pemasaran agresif, platform-platform ini dengan cepat menjadi pilihan favorit masyarakat.

Di Indonesia, pertumbuhan e-commerce China sangat pesat, terutama di segmen fesyen, elektronik, dan aksesoris rumah tangga. Menurut data Statista tahun 2024, transaksi e-commerce lintas negara (cross-border e-commerce) dari China ke Indonesia tumbuh sekitar 25% per tahun, dengan nilai transaksi mencapai Rp45 triliun pada 2023.

Namun, di balik kesuksesan tersebut, banyak pihak menilai ada dampak negatif yang ditimbulkan, mulai dari persaingan usaha tidak sehat hingga dugaan manipulasi harga dan kualitas produk yang diragukan.

Pemerintah RI Bertindak: Regulasi Baru dan Penertiban

Menanggapi keluhan para pelaku usaha lokal dan desakan publik, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akhirnya mengambil langkah tegas. Salah satu kebijakan yang baru saja diumumkan adalah pembatasan penjualan barang impor murah melalui platform e-commerce.

Menteri Perdagangan menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk melindungi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam negeri yang tertekan akibat banjir produk impor murah. Selain itu, konsumen di Indonesia juga diharapkan bisa mendapatkan produk dengan kualitas yang lebih terjamin.

“Produk impor murah banyak menimbulkan kerugian bagi UMKM lokal dan juga merugikan konsumen karena tidak ada jaminan keamanan dan keaslian produk,” tegas Menteri Perdagangan dalam konferensi pers di Jakarta.

Sebagai tindak lanjut, pemerintah akan memperketat izin masuk barang impor, menambah pengawasan kualitas, serta mewajibkan platform e-commerce asing untuk mematuhi peraturan pajak dan sertifikasi keamanan produk.

Tuduhan Penipuan di Prancis: Produk Palsu dan Klaim Menyesatkan

Selain di Indonesia, sejumlah platform e-commerce China juga sedang menghadapi masalah hukum di Prancis. Pada awal 2025, otoritas perlindungan konsumen Prancis, Direction générale de la concurrence, de la consommation et de la répression des fraudes (DGCCRF), mengumumkan hasil penyelidikan terhadap beberapa platform e-commerce besar asal China.

Hasilnya cukup mengejutkan: sekitar 60% produk yang dijual di platform tersebut tidak memenuhi standar keselamatan Eropa. Bahkan, banyak di antaranya yang memuat label dan klaim palsu mengenai keamanan dan kualitas.

Contoh kasus yang mencuat adalah penjualan mainan anak-anak yang mengandung bahan kimia berbahaya, serta kosmetik yang tidak memiliki izin edar resmi di Eropa. Akibatnya, pemerintah Prancis mendenda beberapa perusahaan tersebut hingga jutaan euro dan memerintahkan penarikan produk dari pasar.

Reaksi Konsumen: Dari Murka hingga Kehilangan Kepercayaan

Di Prancis, kemarahan konsumen memuncak setelah laporan tersebut dirilis. Banyak pelanggan yang merasa tertipu karena tergiur harga murah dan klaim kualitas premium. Beberapa di antaranya bahkan melaporkan masalah kesehatan akibat penggunaan produk kecantikan yang tidak aman.

Fenomena ini memicu gerakan boikot di media sosial dengan tagar #StopFakeGoods dan #BoycottCheapChina, yang viral di Prancis dan sebagian Eropa.

Di Indonesia sendiri, meskipun belum ada laporan resmi mengenai dampak kesehatan, banyak keluhan tentang produk tidak sesuai deskripsi, pengiriman lama, serta layanan purna jual yang buruk. Beberapa konsumen juga mengeluhkan sulitnya mengajukan refund atau komplain.

Imbas Ekonomi dan Peluang UMKM Lokal

Larangan dan pembatasan ini membuka peluang besar bagi UMKM Indonesia untuk kembali bangkit. Banyak produk lokal sebenarnya memiliki kualitas yang tidak kalah, namun selama ini kalah bersaing karena harga dan promosi agresif dari platform luar negeri.

Menurut Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), pembatasan ini bisa meningkatkan penjualan produk lokal hingga 30% dalam dua tahun ke depan. Industri fesyen, kerajinan tangan, dan makanan-minuman lokal diperkirakan akan menjadi sektor yang paling diuntungkan.

Selain itu, pemerintah juga mendorong digitalisasi UMKM agar bisa memanfaatkan momentum ini. Program pelatihan e-commerce, bantuan modal, serta fasilitas logistik terus diperluas agar produk dalam negeri mampu memenuhi permintaan pasar yang lebih besar.

Bagaimana Nasib Platform E-Commerce China?

Meski menghadapi tekanan di Indonesia dan Eropa, platform e-commerce China masih memiliki basis pengguna yang sangat besar di Amerika Serikat, Timur Tengah, dan beberapa negara Asia lainnya. Namun, para pakar memprediksi tren regulasi ketat akan meluas, seiring meningkatnya kesadaran konsumen tentang kualitas dan keamanan produk.

Untuk mempertahankan pasar, beberapa platform mulai mengubah strategi dengan membuka gudang lokal, meningkatkan standar kualitas, serta memperketat kontrol produk sebelum dikirim ke konsumen.

Di sisi lain, mereka juga menggandeng influencer lokal untuk memperbaiki citra, serta menyesuaikan kampanye pemasaran. Hal ini dilakukan agar lebih ramah terhadap budaya dan preferensi pasar masing-masing negara.

Tantangan ke Depan: Perang Harga atau Perang Kualitas?

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah konsumen lebih memilih harga murah atau kualitas terjamin?

Dalam survei Nielsen pada 2024 di Asia Tenggara, 68% responden menyatakan harga masih menjadi faktor. Hal ini menjadi utama dalam belanja online, namun 54% juga mulai memprioritaskan kualitas dan keamanan. Ini menunjukkan adanya pergeseran pola konsumsi yang bisa dimanfaatkan oleh produsen lokal untuk memperkuat brand mereka.

Selain itu, konsumen kini semakin cerdas dan kritis dalam memilih produk. Banyak yang memeriksa label, membaca ulasan, dan membandingkan sertifikasi keamanan sebelum membeli.

Kesimpulan

Kasus e-commerce China yang ditendang dari Indonesia dan dituduh menipu di Prancis. Hal ini menjadi peringatan bagi pelaku bisnis digital di seluruh dunia. Perlindungan konsumen, kejujuran dalam klaim produk, dan kepatuhan terhadap regulasi menjadi kunci utama agar dapat bersaing secara berkelanjutan.

https://takingnotespodcast.com/

https://autopilotmagazine.com/

Tags:

Warga Kini Diizinkan Ngebor Sumur Minyak, Ini Syaratnya

Ngebor Sumur Minyak, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi melegalkan aktivitas pengeboran – sumur minyak mentah yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi.

Ngebor Sumur Minyak

Warga Kini Diizinkan Ngebor Sumur Minyak, Ini Syaratnya. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) merupakan perusahaan migas yang mengoperasikan atau mengelola blok migas, seperti PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), ExxonMobil Cepu Ltd, BP Berau Ltd, PT Pertamina EP, dan lainnya. 5 miliar. Namun, apabila berstatus skala menengah, batas maksimal permodalannya bisa mencapai Rp 10 miliar.

Warga Kini Diizinkan Ngebor Sumur Minyak, Ini Syaratnya

Pemerintah Indonesia resmi memberikan lampu hijau bagi masyarakat untuk melakukan pengeboran sumur minyak secara mandiri. Kebijakan ini diumumkan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat, memaksimalkan potensi sumber daya alam, dan mendukung ketahanan energi nasional. Namun, ada sejumlah syarat ketat yang harus dipenuhi agar aktivitas pengeboran ini tetap aman dan sesuai regulasi.

Latar Belakang Kebijakan

Indonesia memiliki cadangan minyak yang tersebar di berbagai wilayah, termasuk di beberapa daerah pedesaan yang selama ini tidak terjamah oleh perusahaan besar. Banyak warga yang sebenarnya telah lama mengetahui adanya minyak di lahan mereka, tetapi terhalang regulasi yang melarang pengeboran mandiri.

Dengan dikeluarkannya kebijakan baru ini, pemerintah berharap warga bisa berpartisipasi dalam produksi minyak skala kecil. Selain meningkatkan pendapatan masyarakat, kebijakan ini juga diharapkan dapat mengurangi aktivitas pengeboran ilegal yang selama ini marak terjadi.

Syarat Utama untuk Ngebor Sumur Minyak

Meskipun diberikan izin, pengeboran sumur minyak oleh warga tidak bisa dilakukan sembarangan. Berikut adalah syarat-syarat utama yang harus dipenuhi:

Izin dari Pemerintah Daerah

Warga wajib mengajukan izin resmi kepada pemerintah daerah setempat. Izin ini mencakup studi kelayakan, analisis dampak lingkungan (AMDAL), serta rencana teknis pengeboran.

Memiliki Lahan Legal

Hanya pemilik lahan yang sah yang diizinkan melakukan pengeboran. Kepemilikan lahan harus dibuktikan dengan sertifikat resmi.

Kerja Sama dengan BUMD atau KUD

Pemerintah mendorong warga untuk bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Koperasi Unit Desa (KUD). Hal ini bertujuan untuk memastikan aspek teknis dan keselamatan dapat dipenuhi dengan baik.

Standar Teknis dan Keselamatan

Seluruh proses pengeboran harus mematuhi standar teknis nasional yang sudah ditetapkan Kementerian ESDM. Ini meliputi penggunaan peralatan yang sesuai, pengelolaan limbah, hingga prosedur penanganan darurat.

Pelaporan dan Monitoring

Setiap aktivitas pengeboran wajib dilaporkan secara berkala kepada instansi terkait. Pemerintah daerah akan melakukan monitoring guna mencegah potensi kerusakan lingkungan atau kebakaran.

Potensi Ekonomi bagi Warga

Kebijakan ini membuka peluang besar bagi masyarakat, terutama di wilayah yang memiliki potensi cadangan minyak. Berdasarkan data Kementerian ESDM, terdapat sekitar 3.700 sumur tua di Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal. Jika dikelola dengan baik, setiap sumur tua bisa menghasilkan 5–15 barel per hari.

Sebagai contoh, di Bojonegoro, Jawa Timur, beberapa kelompok masyarakat sudah berhasil mengelola sumur minyak tua bekerja sama dengan BUMD setempat. Pendapatan yang diperoleh dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan desa, seperti pembangunan jalan, fasilitas kesehatan, hingga beasiswa bagi anak-anak setempat.

Risiko dan Tantangan

Meskipun menjanjikan dari sisi ekonomi, pengeboran sumur minyak juga menyimpan risiko besar. Beberapa tantangan yang harus diantisipasi, antara lain:

  • Risiko Kebakaran dan Ledakan: Pengeboran minyak rawan memicu kebakaran jika tidak dilakukan dengan standar keselamatan yang tinggi.
  • Pencemaran Lingkungan: Pengelolaan limbah dan kebocoran minyak dapat mencemari tanah dan air.
  • Konflik Lahan: Potensi sengketa lahan bisa terjadi jika kepemilikan tidak jelas atau ada klaim tumpang tindih.

Karena itu, warga yang ingin mengebor sumur minyak harus benar-benar memahami dan menerapkan prosedur keselamatan kerja serta peraturan lingkungan hidup.

Dampak Sosial dan Lingkungan

Selain dampak ekonomi, kebijakan ini juga memiliki implikasi sosial. Dengan adanya aktivitas pengeboran, akan tercipta lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Namun, perlu diingat bahwa masuknya aktivitas industri ke wilayah pedesaan juga dapat memicu perubahan sosial, seperti urbanisasi kecil-kecilan, perubahan pola mata pencaharian, hingga potensi pergeseran budaya.

Dari sisi lingkungan, pemerintah menggarisbawahi pentingnya perlindungan ekosistem lokal. Warga diwajibkan menyusun rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL) sebagai syarat utama penerbitan izin.

Proses Pengajuan Izin

Untuk membantu masyarakat, pemerintah telah menyederhanakan proses perizinan pengeboran minyak. Berikut tahapannya:

  1. Pengajuan Proposal: Warga menyusun proposal berisi data potensi minyak, rencana teknis pengeboran, serta dokumen legal lahan.
  2. Penilaian Teknis dan Lingkungan: Pemerintah daerah bersama instansi terkait akan melakukan evaluasi AMDAL dan studi kelayakan.
  3. Penerbitan Izin: Jika disetujui, izin pengeboran dikeluarkan dalam bentuk Surat Keputusan Bupati/Wali Kota.
  4. Monitoring dan Evaluasi Berkala: Setelah izin keluar, aktivitas pengeboran akan dipantau dan dievaluasi secara berkala.

Peran Pemerintah dalam Pengawasan

Untuk memastikan kebijakan berjalan sesuai tujuan, pemerintah menyiapkan tim pengawasan khusus. Tim ini bertugas mengedukasi masyarakat, memfasilitasi kerja sama dengan pihak terkait, serta melakukan inspeksi lapangan.

Selain itu, Kementerian ESDM juga membuka layanan pengaduan online bagi masyarakat yang menemukan pelanggaran atau merasa dirugikan akibat aktivitas pengeboran.

Harapan dan Masa Depan

Dengan diterbitkannya kebijakan ini, pemerintah berharap masyarakat bisa menjadi aktor aktif dalam mendukung ketahanan energi nasional. Di sisi lain, warga juga diharapkan lebih sejahtera dengan tambahan sumber penghasilan dari sektor migas.

Namun, keberhasilan kebijakan ini sangat tergantung pada kepatuhan warga terhadap syarat-syarat yang ditetapkan, serta keseriusan pemerintah dalam melakukan pengawasan dan pendampingan.

Kesimpulan

Izin bagi warga untuk ngebor sumur minyak memang menjadi angin segar bagi perekonomian desa. Meski demikian, ada tanggung jawab besar yang menyertainya. Dengan mematuhi semua syarat, menjaga keselamatan, serta mengutamakan kelestarian lingkungan, pengeboran minyak rakyat bisa menjadi contoh sinergi antara masyarakat dan negara dalam mengelola kekayaan alam secara bijak.

https://frinterprovincial.com/

kadobet

Tags:

Lagi-Lagi China Ciptakan Keajaiban Baru, Bakal Ada Energi Hujan?

Ciptakan Keajaiban Baru, Banyak negara di dunia saat ini berlomba-lomba untuk menghadirkan sumber energi baru yang lebih ramah – lingkungan karena mereka mulai mengkhawatirkan kondisi bumi saat ini. Perubahan iklim akibat pemanasan global membuat banyak negara berlomba-lomba untuk membuat energi baru terbarukan. Namun siapa sangka, China justru dianggap lebih maju karena berhasil menemukan sumber energi baru. Hal ini membuat China lagi-lagi selangkah lebih maju dari negara lainnya.

Ciptakan Keajaiban Baru

Lagi-Lagi China Ciptakan Keajaiban Baru, Bakal Ada Energi Hujan?Menurut peneliti Chinadalam sebuah publikasi oleh Tsinghua University Press, tetesan air hujan membawa serta sejumlah kecil energi saat jatuh dari langit. Jika energi dari tetesan air hujan ini dapat dikumpulkan, pada dasarnya energi ini akan berfungsi seperti aplikasi energi hidro skala kecil. Pada dasarnya, perangkat ini beroperasi mirip dengan panel surya, namun energinya dikumpulkan dari tetesan air hujan dan bukan gelombang cahaya.

Lagi-Lagi China Ciptakan Keajaiban Baru, Bakal Ada Energi Hujan?

China kembali membuat dunia terkejut dengan inovasi terbarunya. Setelah sukses memimpin dalam teknologi energi surya, tenaga angin, dan proyek megastruktur lainnya, kini para ilmuwan China dikabarkan sedang mengembangkan teknologi yang dapat memanen energi dari hujan. Apakah benar di masa depan kita bisa menghasilkan listrik hanya dari tetesan air hujan? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Apa Itu Teknologi Energi Hujan?

Konsep energi hujan berfokus pada pemanfaatan energi kinetik dari tetesan air hujan yang jatuh. Setiap tetes hujan membawa energi potensial yang bisa diubah menjadi listrik melalui teknologi tertentu, misalnya dengan menggunakan triboelectric nanogenerator (TENG). Teknologi ini pertama kali dikembangkan pada awal 2010-an, namun baru belakangan ini mendapat perhatian serius.

Para ilmuwan di City University of Hong Kong beberapa tahun lalu berhasil membuat prototipe perangkat yang dapat menghasilkan listrik dari tetesan air hujan. Kini, para peneliti di China melanjutkan riset tersebut dengan harapan bisa menciptakan pembangkit listrik mini yang bisa dipasang di rumah-rumah atau area perkotaan yang sering diguyur hujan.

Bagaimana Cara Kerja Teknologi Ini?

Pada dasarnya, perangkat energi hujan memanfaatkan efek triboelektrik, yaitu fenomena di mana dua permukaan yang saling bergesekan dapat menghasilkan muatan listrik. Ketika tetesan hujan mengenai permukaan khusus, terjadi transfer muatan yang kemudian diubah menjadi energi listrik.

Beberapa teknologi yang sedang dikembangkan meliputi:

  • Permukaan superhidrofobik: Permukaan ini mampu menahan air sehingga setiap tetes hujan bisa menghasilkan muatan maksimal.
  • Lapisan konduktif transparan: Bisa dipasang di jendela atau atap kaca, memanfaatkan area permukaan yang luas.
  • Sistem penyimpanan energi mini: Listrik yang dihasilkan bisa langsung disimpan dan digunakan untuk kebutuhan rumah tangga sederhana, seperti menyalakan lampu LED atau mengisi daya gadget.

Keunggulan Teknologi Energi Hujan

Teknologi ini memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya:

  • Ramah lingkungan: Tidak menghasilkan emisi karbon dan memanfaatkan sumber daya alami.
  • Mengurangi ketergantungan pada listrik konvensional: Dapat menjadi sumber energi alternatif terutama di musim hujan.
  • Potensi integrasi dengan teknologi lain: Misalnya dikombinasikan dengan panel surya untuk menghasilkan listrik saat cuaca cerah maupun hujan.

Potensi Implementasi di China

China dikenal sebagai negara dengan curah hujan yang bervariasi, terutama di wilayah selatan seperti Guangdong, Guangxi, dan Fujian. Dengan teknologi energi hujan, kota-kota ini dapat memanfaatkan musim hujan panjang untuk menghasilkan listrik tambahan.

Selain itu, pemerintah China juga sangat mendukung riset energi baru dan terbarukan. Sebagai contoh, dalam rencana jangka panjang “Made in China 2025”, salah satu fokus utama adalah pengembangan teknologi energi bersih dan inovatif. Teknologi energi hujan ini sejalan dengan visi tersebut.

Tantangan yang Harus Dihadapi

Meski terlihat menjanjikan, teknologi energi hujan masih menghadapi beberapa tantangan serius:

  • Efisiensi rendah: Saat ini, energi yang dihasilkan dari satu tetes hujan masih sangat kecil.
  • Kebutuhan biaya tinggi: Material khusus yang digunakan cukup mahal, sehingga biaya produksi masih belum ekonomis.
  • Ketergantungan pada cuaca: Tidak semua wilayah memiliki intensitas hujan yang cukup tinggi.

Para peneliti sedang bekerja keras untuk meningkatkan efisiensi konversi energi dan menekan biaya produksi agar teknologi ini bisa diadopsi secara massal.

Contoh Inovasi Serupa di Dunia

Selain China, beberapa negara lain juga mengembangkan teknologi serupa:

  • Singapura: Mengembangkan sistem pemanen air hujan sekaligus pembangkit mikro untuk lampu jalan.
  • India: Riset awal tentang atap yang mampu mengumpulkan energi dari hujan untuk kebutuhan penerangan darurat.
  • Norwegia: Mengkaji potensi hujan lebat di kawasan pegunungan untuk pembangkit mikro skala kecil.

Namun, China diprediksi akan menjadi yang terdepan dalam komersialisasi teknologi ini karena dukungan pemerintah yang kuat serta kapasitas riset dan manufaktur yang besar.

Masa Depan Energi Hujan di China dan Dunia

Jika berhasil dikembangkan secara maksimal, teknologi energi hujan bisa menjadi salah satu solusi masa depan untuk mengatasi krisis energi dan mendukung transisi menuju energi hijau. Bayangkan jika setiap rumah bisa memasang panel energi hujan di atap atau jendela, tidak hanya menampung air untuk keperluan sehari-hari, tetapi juga menghasilkan listrik tambahan.

Selain itu, teknologi ini bisa membantu wilayah terpencil yang tidak memiliki akses listrik konvensional. Dengan biaya operasional yang rendah (jika teknologi sudah matang), masyarakat di daerah pegunungan atau pulau-pulau kecil bisa mendapatkan pasokan energi yang lebih mandiri.

Penutup

Inovasi energi hujan yang sedang dikembangkan China menjadi bukti bahwa kreativitas manusia tidak pernah berhenti dalam mencari solusi energi terbarukan. Meski masih banyak tantangan yang harus dihadapi, riset ini memberikan harapan baru bagi masa depan energi dunia.

Apakah teknologi ini akan segera menjadi kenyataan dalam beberapa tahun ke depan? Kita masih harus menunggu perkembangan riset dan komersialisasinya. Namun satu hal pasti: China lagi-lagi menunjukkan bahwa mereka adalah pemain kunci dalam perlombaan teknologi global.

https://panthanpress.com/

kera4d

Tags:

Tok! Parlemen Iran Sepakat Putus Hubungan dengan Badan Nuklir PBB

Badan Nuklir PBB, Parlemen Iran pada Rabu (25/6/2025) menyetujui langkah untuk menangguhkan kerja sama dengan lembaga pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), setelah 12 hari perang yang ditandai dengan serangan besar-besaran Israel dan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran.Ketua parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf mengecam IAEA karena tidak mengutuk serangan terhadap instalasi nuklir negaranya.

Badan Nuklir PBB

Tok! Parlemen Iran Sepakat Putus Hubungan dengan Badan Nuklir PBB – Setelah pemungutan suara, suasana di dalam parlemen berubah emosional. Para anggota parlemen meneriakkan slogan “Matilah Amerika” dan “Matilah Israel”, sebagai respons atas serangan militer dua negara tersebut terhadap situs nuklir Iran. Konflik militer selama hampir dua pekan itu dimulai pada 13 Juni, ketika Israel meluncurkan kampanye pengeboman besar-besaran yang menargetkan situs-situs nuklir Iran. Serangan tersebut menewaskan sejumlah komandan militer penting dan ilmuwan nuklir Iran.

Tok! Parlemen Iran Sepakat Putus Hubungan dengan Badan Nuklir PBB

Pendahuluan

Baru-baru ini, media internasional ramai memberitakan bahwa Parlemen Iran secara resmi menyetujui rencana untuk menghentikan kerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), lembaga nuklir PBB. Keputusan ini belum sepenuhnya efektif dan masih memerlukan persetujuan dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Namun, langkah ini menandai eskalasi serius dalam hubungan Iran dengan lembaga pengawas internasional dan berpotensi menimbulkan dampak global.


Latar Belakang Keputusan

Konflik regional & serangan terhadap fasilitas nuklir


Pada 13 Juni 2025, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, diikuti oleh serangan dari Amerika Serikat ke fasilitas bawah tanah Teheran .

Resolusi IAEA yang mengritik Iran


Dewan Gubernur IAEA menyatakan Iran melanggar kewajiban non-proliferasi, menimbulkan kecaman dari Teheran .

Respons keras parlemen


Parlemen Iran menilai IAEA telah “menjual kredibilitas internasionalnya” karena tidak mengecam agresi terhadap Iran, dan menganggap posisinya semakin politis .


Detail Rancangan dan Proses Legislasi

Rancangan Undang-undang

Komite keamanan nasional Parlemen pada 23 Juni 2025 menyetujui kerangka umum rancangan yang mencakup:

  • Hentikan inspeksi IAEA

  • Cabut kamera pengawas di fasilitas nuklir

  • Larangan pelaporan rutin ke IAEA
    Persetujuan ini memerlukan debat dan votasi di sidang pleno sebelum disahkan dan dikirim ke Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.

Persetujuan Parlemen Penuh

Pada 25 Juni 2025, Parlemen menyetujui rancangan tersebut secara keseluruhan dan mengamanatkan percepatan program nuklir sipil, meski masih butuh persetujuan dari Dewan Tertinggi .

Tahap Selanjutnya

  • Ratifikasi Dewan Keamanan Nasional Tertinggi

  • Instruksi pada Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) untuk segera menghentikan pemeriksaan IAEA

  • Langkah teknis lanjutan: mempercepat pengayaan uranium dan konstruksi fasilitas baru.


Alasan & Justifikasi dari Iran

Parlemen dan pejabat Iran memberikan sejumlah alasan utama:

  • Pembelaan kedaulatan: menuntut jaminan keamanan bagi fasilitas nuklir yang terus-menerus mendapat ancaman.

  • Kredibilitas IAEA dipertanyakan: karena dianggap diam terhadap serangan yang menargetkan Iran .

  • Hak NPT tetap dilindungi: Iran menyatakan haknya untuk melakukan pengayaan hingga tingkat tinggi (bahkan hingga 93%) sesuai Pasal 4 NPT .

  • Tuduhan bermotif politik: IAEA dianggap tunduk pada tekanan Barat & intelijen Israel .


Dampak Terhadap Program Nuklir Iran

Penghentian Inspeksi Internasional

Tanpa inspeksi, IAEA tidak dapat memverifikasi dua isu utama:

  • Jejak uranium tak terlaporkan di situs-situs seperti Varamin dan Turquzabad .

  • Volume persediaan uranium tinggi: misalnya, lebih dari 17,6 kg uranium 20% hingga Februari 2025 .

Percepatan Pengayaan

Iran berpotensi meningkatkan pengayaan uranium ke level sipil tinggi (20%, bahkan hingga 60–93%) .

Peningkatan Infrastruktur Nuklir

Rencana untuk membangun situs pengayaan baru dan menginstal centrifuge canggih dipercepat .


Reaksi Global

Amerika Serikat & Sekutu Barat

  • Kecaman keras, dan dorongan agar Iran kembali mematuhi JCPOA.

  • Seruan oleh beberapa pejabat AS agar Eropa memberlakukan kembali sanksi .

🇨🇳 dan 🇷🇺

  • China & Rusia menentang sanksi sepihak AS, mendukung hak Iran menurut NPT .

🇪🇺 Negara-Negara Eropa

  • Britania, Prancis, dan Jerman mendesak Iran menghentikan tindakan yang mengurangi transparansi, menilai ini sebagai ancaman serius terhadap JCPOA .


Risiko dan Tantangan

  • Krisis kepercayaan global
    Hilangnya akses IAEA melemahkan sistem verifikasi nuklir internasional.
  • Potensi sanksi baru dan isolasi
    Iran menghadapi kemungkinan sanksi tambahan dari AS dan UE.
  • Resiko militer dan konflik terbuka
    Iran bisa menjadi lebih rentan terhadap serangan Israel atau AS, akibat ketiadaan pengawasan internasional.
  • Dinamika regional
    Negara tetangga bisa mengupayakan program nuklir sendiri, meningkatkan ketegangan.

Jalan Alternatif & Diplomasi

  • Rundingan ulang JCPOA: Presiden Iran Masoud Pezeshkian berpeluang membuka dialog kembali, meski situasi saat ini memperumit peluang .
  • Peran mediator global: Turki, Qatar, atau negara ASEAN mungkin berpengaruh dalam menengahi situasi.
  • Tekanan multilateral: EU‑3, Cina, dan Rusia bisa memberi insentif agar Iran kembali berdialog.

Contoh Data Pendukung

Fakta & Angka Penjelasan
17.6 kg uranium 20% Cadangan widened dari 2.442 kg menjadi 2.968 kg pada Feb 2025.
34+ kg uranium 60% per bulan Potensi produksi di fasilitas Fordow
>9 bom nuklir Estimasi potensi material Iran menurut IAEA pada Juni 2025

Kesimpulan

Parlemen Iran telah mengambil langkah dramatis dengan menyetujui penghentian kerja sama dengan IAEA. Ini menunjukkan ketegangan yang memuncak akibat serangan dan tekanan internasional. Sisi positifnya, Iran menegaskan haknya menurut NPT dan bisa mempercepat program nuklir sipil. Namun, resikonya adalah:

  • Melemahkan sistem pengawasan nuklir global
  • Memperpanjang sanksi dan isolasi diplomatik
  • Menambah kemungkinan konflik militer di kawasan
  • Untuk tetap berada dalam jalur diplomasi, kunci ke depan adalah:
  • Ratifikasi akhir dan implementasi penuh keputusan tersebut.
  • Respons diplomatik dari AS, UE, dan negara Asia.
  • Pembukaan dialog, terutama jika Iran melihat nilai dalam normalisasi kembali hubungan nuklir.

https://bruceleecentral.com/

https://fbd-cpa.com/

Tags: